Menjadi Pengeras Suara
Kepada Adzan Yang mengguyur Qalbuku dalam Sepi…
Membuyarkan semua mimpiku
Menarik Ragaku kedalam HaribaanNYA…
Menyeret Jiwaku untuk merajut Doa
Dalam Kesunyian, aku hanya mampu mengolah kata
Menegaskan garis batas harapan
Dan diantara semua panggilan itu
Dalam tafakur ini…
Tak ingin lagi mengabaikan semua panggilan kepadaMU
Hingga kerinduan memuncak kepadaMU
Menjelang panggilan terakhir bagi Jiwa…
Kepada adzan yang mengalun merdu dalam hati…
Serulah Aku untuk Meng-Esa-KanNYA…
Dalam Barisan orang-orang yang mengharap RidhoNYA
Salah satu keutamaan dari seoang Muadzin, apabila Seorang Muadzin yang ikhlas mengumandangkan Adzan, maka ia akan termasuk Golongan hamba yang beruntung,
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas barisan terdepan , dan Muadzin diberi ampunan sejauh suaranya serta dibenarkan oleh orang yang mendengarkannya, baik yang masih basah maupun yang sudah kering. Dan baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shalat dengannya.” ( Hadits Shohih Riwayat Nasa’I dan Ahmad)
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (manusia) kepada Allah dan beramal shalih dan berkata, “Bahwasanya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim).” (QS Fushilat 41 : 33)
Ketika suara adzan terdengar, maka Keutamaan bagi yang mendengarnya adalah menyegerakan mendirikan Sholat. Lalu terpikirkan oleh saya ketika mendengar kumandang adzan, bahwa diseluruh jagat raya ini, adzan tidak pernah berhenti dikumandangkan, dengan perbedaan waktu antar daerah diseluruh dunia, maka Kumandang Adzan akan mengalun terus diudara hingga mempertemukan kembali antar waktu sholat. Subhanallah…
Namun, terbayang juga, saat kumandang Adzan dilantunkan…berapa banyak manusia yang lalai dalam menyegerakan, atau bahkan sama sekali tidak mengindahkan seruan untuk menegakkan sholat, saya tak mampu menafikan ini, karena berulang kali dalam perjalanan hidup saya pun, kejadian tersebut dialami. bayangkan seandainya tidak ada satupun yang menyeru, dan mengajak kepada kebaikan, akan seperti apa jadinya kehidupan dimuka Bumi ini. Oleha karena itu, sungguh mulia seorang Muadzin, yang ditempat sunyi sekalipun ia tetap mengumandangkan Adzan karena keikhlasan dan ketakutannya kepada Allah.
Sekilas tentang Adzan, lalu saya menganalogikannya dengan Ngeblog, karena beberapa minggu ini, saya yang jarang update 😛 , hanya blogwalking dan banyak membaca tulisan teman-teman bloger, walau kadang tanpa meninggalkan jejak 🙂 (Maaf yah). Dibalik semua hikmah dan makna tulisan-tulisan tersebut, saya memaknai bahwa mengajak kepada kebaikan, tidak melulu dengan bahasa dakwah dan juga tidak harus seorang Kiayi atau seorang Ustad yang ngeblog. Seperti seorang Muadzin, teman-teman yang saya kenal lewat Ngeblog, memiliki kemampuan mengolah kata yang berbeda-beda dalam menyampaikan makna tulisannya. Seperti yang saya rasakan, semua tulisan tanpa bermaksud menggurui atau merasa lebih tahu, atau bahkan merasa paling benar. Karena, apapun yang disampaikan, tentunya nasehat bagi diri sendiri juga.
Dan saya sadari juga, tenyata Blog hanyalah media ibarat Pengeras Suara (Speaker) yang juga digunakan oleh para Muadzin di mesjid. Hanya kadangkala, dalam mengumandangkannya (baca : menuliskannya) ada yang terdengar merdu, lantang atau bahkan sumbang 🙂 . Namun tanpa mengurangi makna dan maksud dari setiap tulisan, semua Kebenaran tentu datangnya dari Allah Swt. dan Kesalahan datang dari diri kita yang masih banyak Khilafnya, dengan asumsi seperti itu, maka saya menyemangati diri sendiri, bahwa menulis dengan niat Karena Allah, jangan pernah takut dianggap menggurui, jangan terlena dengan pujian, atau bahkan dengan kritikan, (Ini yang kadangkala menjadi momok bagi saya dalam menulis 😦 ).
Terimakasih untuk semua sahabat Bloger yang banyak memberikan pencerahan…tetap menulis, dan menebarkan Hikmah dengan ragam perbedaan bahasa, makna dan penyampaian yang begitu indah…
terimakasih juga buat Tukang Kompor 😀 , inspirator menulis, yang karena tulisan yang satu ini, saya masih PD dalam menulis 🙂
Kembali mengenai adzan, mengutip Quote salah seorang teman saya di Feesbuk,
Jika mendengarkan Suara Adzan dengan hawa nafsu, maka mereka akan menjadi orang yang Zindiq (tidak beriman), dan apabila mereka mendengarkannya dengan kekuatan Aql (akal), maka mereka akan menjadi orang-orang yang terpuji. Apabila mereka mendengarkannya dengan Qalbu (hati), maka mereka akan menjadi seorang Murraqib (perenung), dan apabila mereka mendengarkannya dengan jiwa, maka mereka akan benar-benar hidup (hayya).
Ini juga menjadi sebuah renungan bagi saya, ketika membaca sebuah tulisan yang Menohok atau pas di hati…mudah-mudahan menjadi satu kebaikan yang mampu mencerahkan dan membuat hidup menjadi lebih hidup…
Comments
23 Responses to “Menjadi Pengeras Suara”Trackbacks
Check out what others are saying...-
[…] Menjadi Pengeras Suara […]
apapun yg mengajak kepada kebaikan pasti mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.
panggilannya luar biasa,mengajak kepada kebahagiaan yg paling sejati,yaitu bahagia karena menjalankan perintah Allah,karena menjadi hambaNYA yg taat:)
tulisan saya ttg azan : http://universitas-kehidupan.blogspot.com/2010/01/adzan.html
dan ini tulisan saya bahwa azan itu panggilan dari “bos besar” kita untuk menghadapNYA : http://universitas-kehidupan.blogspot.com/2009/08/siapa-sih-bos-anda-sebenarnya.html
semoga kita mampu menjawab panggilanNYA dengan bersegera dan dengan hati yg ikhlas:)
monggo sholat duha 😀
semoga manfaat… 🙂
terimakasih renungannya, semoga saya selalu bisa memberi manfaat dari setiap tulisan saya…
saling mengingatkan dan saling mendoakan
sepakat saya, harapan saya dalam berpuisi juga dalah semoga ada sesuatu hal positif yang bisa diambil hikmahnya oleh yang membaca
subhanallah, waktunya mengisi blog dengan kebaikan…betul??
salam hangat dari MALANG
Salam super-
Salam hangat dari pulau Bali-
subhanallah…
artikel yang membangkitakn semangat ketaatan…
luar biasa…
betul mas atma..
kita yang punya blog ini, sebisa mungkin menyebarkan yang baik-baik yah… jangan cuma nyampah aja di blog.. walaupun itu sih hak masing2.. tapi alangkah indahnya dan baiknya… jika bisa berbagi kebaikan… 🙂
Nge blog = menyuarakan kebenaran dan nasehat.. nah itu baru the best quote yang saya pernah baca mengenai blog… good bro
Dulu ketika tinggal di Malang, saat sebelum subuh denger org tarkhim selalu berpikiran seperti ini…
“Duhh nihh org pasti jadi org paling bahagia di dunia ini, di pangkal pagi yg sedingin es begini sudah mendendangkan kecintaannya pada Sang Khaliq….” Rasanya jadi ikut mencintai org yang seperti ini…. hehhehe maklumlah… ini masih jadi org yang bandel begini…. hhhh…. gawatt memang diriku ini… semoga semakin bergeraknya waktu semakin menjadi baik deh…..
Semoga pemilik blog ini akan selalu menjadi speaker untuk menyerukan kebaikan…. 🙂
Smoga ‘speker’ nya pas gak terlalu keras or pelan ya a’. terus terang aku terkadang masih terasa terganggu ketika Adzan nya keras tp gak enak di dengar, apalagi pas anakku masih bayi duh…Gusti…ataukah hambamu ini yang kafir tidak mencintaMu sehingga ada amarah pada Muadzin?
Ya semoga diriku, dirimu, dan semua teman seiman selalu mendapat ‘pencerahan’ dan selalu berjalan untuk mendekati dan ‘menggemerlapkan rumahMu’. amin
selalu saja saya dapat mengambil pelajaran dari blog mas atma ini, terimakasih mas. . . 🙂
salam. . . .
Iya ya… sering nya saya lalai…
Alhamdulillah Allah masih memberi saya nasihat melaui hamba2-Nya yang beriman, terima kasih tas nasihat nya
^_^
Salam…kami kagum dengan blog sahabat, jika berkenan bergabunglah di aggeregasi di web kami, jadi setiap sahabat posting terbaru akan muncul di web kami, syartnya cuma memasng banner kami…mari sama2 kita tampilakan keindahn islam..kami tunggu
wduh blog saya blm di isi tentang kebaikan…dan saling mengingatkan.. 😦
Tidakkah kau ingat bahwa panggilan sholat lebih mulia dan utama dari dunia dan seluruh isinya?
Pernah dengar kalimat ini mas? 🙂
muadzin itu luar biasa loh. yg bener2 dengerin jg dapet pahala ya kang..
diksi2 kang atma, filosofinya makin dalam ajah uy..
bikin sejuk… ^^
Suka kalimat pembuka: kepada azan yg mengguyur kalbuku..dalem
tambah bunda jatuh cinta pada tulisan2 disini, yang selalu mengingatkan dengan kelembutan bahasa yg indah.
terima kasih banyak Mas Atma, krn tak bosan2 mengingatkan.
Semoga blog ini dpt menjadi ladang amal ,amin.
salam
Yang jelas …
Kita sangat senang kan … jika mendengarkan Adzan yang dilantunkan dengan Merdu … Tartil dan tertib …
Demikian juga dengan Ngeblog …
Hakikat kebaikan … harus disampaikan dengan “merdu” …
Tartil … atau dengan tata cara yang baik … tata bahasa yang baik.
dan sama sekali tidak mengurangi “isi” seruannya bukan ?
Thanks Mas Atma …
(this one is good … I like it … )